Rabu, 21 Oktober 2015

Asumsi Rasionalitas dalam Ekonomi ISlam



ASUMSI RASIONALITAS DALAM EKONOMI  ISLAMI
BAGIAN I
A . Asumsi Rasionalitas
Jenis Rasionalitas
        a. self interest rationality (rasionalitas kepentingan pribadi)
prinsip pertama dalam ilmu ekonomi menurut Edgeworth, adalah bahwa setiap pihak digerakkan hanya oleh self interest. Hal ini mungkin saja benar pada masa-masa Edgeworth, tapi salah satu pencapaian dari teori utilitas modern adalh pembebasan ilmu ekonomi dari prinsip pertama yang meragukan tersebut. Definisi self interest
self interest tidak harus selalu berarth disukai i memperbanyak kekayaan seseorang dalam satuan rupiah tertentu. Dengan demikian, self interest sekurang-kurangnya mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan dengan prestise, persahabatan, cinta, kekuasaan, menolong sesama, pencitaan karya seni dan banyak lagi.
       b . present-aim rationality
teori utilitas modern yang aksiomatis tidak berasumsi bahwa manusia bersika mementingkan pribadinya (self interested). Teori ini hanya berasumsi bahwa manusia menyesuaikan preferensinya dengan sejumlah aksioma: secara kasarnya preferensi-preferensi tersebut harus konsisten. Individu-individu menyesuaikan dirinya dengan aksioma-aksioma ini tanpa harus menjadi self interest

B. Aksioma-aksioma Pilihan Rasional
 a . kelengkapan (completeness)
jika individu dihadapkan pada situasi, A dan B, maka ia dapat selalu menentukan secara pasti salah satu dari tiga kemungkinan berikut ini:
·         A lebih disukai daripada B
·         B lebih disukai daripada A
·         A dan B sama-sama disukai
b. Transivitas (transivity)
jika bagi seseorang “A harus lebih disukai dari B” dan “B lebih disukai  daripada C” maka baginya “A harus lebih disukai daripada C”. Asumsi ini menyatakan bahwa pilihan individu bersifat konsisten secara internal.
c . kotinuitas (continuity)
jika bagi seseorang “A lebih disukai daripada B” maka situasi-situasi yang secara cocok “mendekati A “ harus juga lebih disukai  daripada B.

C. Asumsi-asumsi Lainnya tentang Preferensi
a. Kemotonan yang kuat (strong monotonycity)
bahwa lebih banyak berarti lebih baik. Biasanya kita tidak memerlukan asumsi sekuat ini. Asumsi ini daat diganti dengan yang lebih lemah yakni Local Nonsatiation.
b. Local Nonsatiation
asumsi ini menyatakan bahwa seseorang dapat selalu berbuat lebih baik,        sekecilbahkanbila ia hanya menikmati sedikit perubahan saja dalam “keranjang konsumsinya”
c. Konveksitas Ketat (Strict Convexity)
asumsi ini menyatakan bahwa seseorang lebih menyukai yang rata-rata daripada yang      ekstrim, tapi selain dari pada makna ini, asumsi ini memiliki muatan ekonomis yang kecil. Strict convexcity merupakan generalisasi dari asumsi neoklasik tentang “diminishing marginal rates of subtitution.”

BAGIAN 2
 

PERSPEKTIK ISLAM TENTANG ASUMSI RASIONALITAS

A . Perluasan Konsep Rasionalitas (untuk transivitas)

Pertama-pertama, kita berpendapat bahwa self interest rationality yang diperkenalkan oleh         edgeworth adalah konsep yang lebih baik dalam artian kita berasumsi bahwa individu mengejar banyak tujuan, bukan hanya memerbanyak kekayaan secara moneter .
Kedua, kita berpendapat bahwa teori modern tentang keputusan rasional tidak diseakati secara universal. versi yang berbeda memiliki aksioma yang berbeda. Tetapi kesemuanya sekurang-kurangnya menyepakati aksioma transivitas. Transivitas adalah syarat minimal konsistensi: jika konsistensi tidak mensyaratkan transivitas , maka sesungguhnya ia tidak mensyaratkan apapun.
Dalam nilai islam terdapat dua cara untuk mendistribusikan pendapatan. Iuran wajib (zakat), dan iuran sukarela (infaq). Dalam kebanyakan kasus, sektor suka rela tidak dapat secara mutlak dijelaskan  bahwa tindakan sukarela ini memenuhi persyaratan transivitas. Jika pekerjaan dengan gaji Rp5 juta lebih disukai dari pada pekerjaan dengan gaji Rp3 juta , dan jika pekerjaan dengan gaji Rp3 juta lebih disukai dari pada pekerjaan dengan gaji Rp500 ribu, aakah masuk akal jika pekerjaan dengan gaji Rp500 ribu lebih disukai daripada pekerjaan dengan gaji Rp5 juta? Menurut aksioma transivitas ini dianggap tidak masuk akal/rasional karena tidak konsisten.
1.Persyaratan Transivitas
                Andaikan seseorang dihadapkan pada pilihan antar A dan B, ia memilih A. Bila dihadapkan dengan pilihan B dan C , ia memilih B. Dihadapkan pada pilihan C dan A, ia memilih C. Pilihan ini kelihatannya intransitif karena kita melihat bahwa  ia hanya memiliki tiga  alternatif yakni A, B, dan C. Tetapi marilah kita rinci alternatif ini dengan lebih cantik. Mari kita rumuskan alternatifnya sebagai berikut:
Simbol
Alternatif
Ab
Ba
Bc
Cb
Ca
Ac
Memilih A jika B merupakan satu-satunya alternatif yang ada.
Memilih B jika A merupakan satu-satunya alternatif yang ada.
Memilih B jika C merupakan satu-satunya alternatif yang ada.
Memilih C jika B merupakan satu-satunya alternatif yang ada.
Memilih C jika A merupakan satu-satunya alternatif yang ada.
Memilih A jika C merupakan satu-satunya alternatif yang ada.
Maka orang ini memilih Ab daripada Ba, Bc dari pada Cb, dan Ca daipada Ac. Dalam hal ini tidak terdapat transivitas. Erhatikan bahwa Ca bukan Cb.
Sekilas awal kelihatannya pilihan tersebut intransitif, karena kita hanya melihat tiga pilihan:
1.       A
2.       B
3.       C
Tetapi  untuk orang ini ia melihat empat pilihan:
1.       Ab
2.       Bc
3.       Cb
4.       Ca
Mari kita ambil contoh lain. Katakanlah barri mempertimbangkan 3 gadis untuk dijadikan
istrinya. Bagi barri, akhlak dan kecantikan merupakan faktor yang menentukan. Secara spesifik, Barri merumuskan preferensinya  sebagai berikut:
1.       Jika perbedaan akhlak tidak signifikan, yakni < 2, maka kecantikan merupakan fakto yang menentukan
2.       Jika perbedaan akhlak signifikan, yakni  > 2, maka akhlak merupakan faktor yang menentukan.
Menerut evaluasi Barri, skor untuk gadis-gadis tersebut adalah sebagai berikut:
Nama
Kecantikan
Akhlak
Gadis A
Gadis B
Gadis C
9
8
7
5
6
7

Kemudian Barri membuat alternatifnya:
Pilihan antara
Perbedaan akhlak
Faktor penentu
Pilihan Barri
preferensi
Gadis A & B
Gadis B & C
Gadis C & A
1
1
2
Kecantikan
Kecantikan
Akhlak
Gadis A
Gadis B
Gadis C
A daripada B
B daripada C
C daripada A
Barri tidak hanya melihat tiga pilihan, gadis A, B dan C. Baginya pilihanyya adalah:
1.       Gadis A, jika B merupakan alternatif satu-satunya (Ab lebih disukai daripada Ba)
2.       Gadis B, jika C merupakan alternatif satu-satunya (Bc lebih disukai daripada Cb)
3.       Gadis C, jika A merupakan alternatif satu-satunya (Ca lebih disukai daripada Ac)
2 . Utilitas dan Infak (sedekah)
                Kini kita berlanjut pada utilitas Farhan yang merasa lebih baik jika ia membelanjakan uangnya untuk infak (sedekah). Mari kita mendefinisikan fungsi utilitasnya sebagai Uf=U(Mf.Mz), dimana:
Uf= Utilitas Farhan
Mf= Uang yang dimiliki oleh Farhan
Mz= Uang ynag dimiliki oleh Zahid
                Slope kurva farhan negatif karena menurut farhan, infak adalah hal yang baik. Slope negatif juga berarti bahwa farhan mengurangi pendapatannya agar pendapatan Zahid bertambah. Berapa jumlah pendapatan yang tersedia diserahkan oleh Farhan tergantung pada budget line. Titik A adalah solusi optimal untuk farhan. Penjelasan lebih lanjut akan dibahas ada bab XI, bagian 4.1,
 














B. Perluasan Sektrum Utilitas ( untuk strong Monotonicity & Local Nonsatiation)
                Dalam prespektif islam, lebih banyak tidak selalu berarti lebih baik. Asumsi “lebih banyak lebih baik” hanya benar jika kita harus memilih antara X halal dan Y halal. Tidak benar jika kita harus memilih antara X halal dan Y haram, atau X haram dan Y halal, atau X haram dan Y haram. Nilai islam tentang halal dan haram membuat kita harus memperluas spektrum utilitas.





 











                                                                Gambar 3.2. strong monotonicity


 











                                                                Gambar 3.3. spektrum yang Diperluas
Kini kita dapat menggambarkan emat tipe fungsi utilitas:




 









 











                                                                Gambar 3.4. tipe fungsi utilitas
Tipe X                                          Tipe Y                               solusi optimal
X Halal                                         Y Halal                              Pada MRS = slope budget line
X Halal                                         Y Haram                           solusi sudut pada Y=0
X Haram                                      Y Halal                              Solusi sudut pada X=0
X Haram                                      Y Haram                           Pada titik origin (0,0)

Melonggarkan Persyaratan Kontinuitas (untuk kontinuitas)
                Kita asumsikan bahwa permintaan Y haram dalam keadaan darurat . Anda dapat membayangkan permintaan terhadap babi ini bukan merupakan permintaan yang kontinu, melainkan diskrit. Karena itu, permintaannya adalah permintaan titik (point demand). Berapapun harga daging babi pada saat itu, permintaannya Qp, yakni sejumlah tertentu daging babi untuk memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup.
Perluasan Horison Waktu
                Dalam prespektif islam, waktu sangat penting dan sangat bernilai. Nilai waktu tergantung pada bagaimana seseorang memanfaatkan waktunya. Semakin produktif seseorang memanfaatkan waktunya, semakin banyak nilai yang diperolehnya bagi setiap orang setiap hari adalah 24 jam, tetapi nilai waktunya akan berbeda-beda. Tentu saja kita dapat mengukur nilai secara moneter.
Komonoditas yang Seharusnya tidak didiskon
                Keberatan pertama bukan ditunjukkan kepada teori metode harga pasar, teta[i ditujukan pada cara-cara penerapan metode tersebut dalam praktik. Keberatan kedua adalah bahwa pada banyak proyek, sebagian besar dari pihak yang berkepentingan tidak terwakili dalam pasar.

 Ekonomi mikro Islami Adiwarman A. karim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar